Jika dilihat sekilas, Jepang adalah negara yang paling sopan penduduknya. Kenapa? Karena mereka paling sering membungkuk. Entah itu meminta maaf, berkenalan, bertamu di rumah orang, mengatakan permisi, bahkan sampe berbicara di telepon pun orang jepang sampe membungkuk sedikit (padahal orang yang berbicara dengannya tidak bisa melihat dia).
Membungkuk (お辞儀, ojigi) adalah sebuah keharusan. Tradisi yang sudah harus diajarkan kepada anak-anak sejak balita. Ada beberapa jenis cara membungkuk, mari kita pelajari satu per satu...
Intinya, semakin kamu menghormati orang tersebut, semakin dalam bungkukan kamu. Semakin besar perasaan bersalah kamu kepada seseorang, semakin dalam pula bungkukan kamu. Orang Jepang memang dikenal paling sering meminta maaf.
Mungkin karena meminta maaf berarti mengakui kegagalan sendiri atau mengaku bersalah, kita tampak enggan untuk meminta maaf sebelum terbukti siapa yang melakukan kesalahan. Tapi di Jepang, kata "egoisme" tidak ada tempat untuk berkembang. Di Jepang, meminta maaf dianggap sebagai kewajiban, meskipun belum tentu kamu yang salah. Permintaan maaf menunjukkan bahwa seseorang rela bertanggung jawab dan menghindari menyalahkan orang lain.
Semakin tinggi jabatan seseorang, maka dia harus semakin berani meminta maaf jika dia atau anak buahnya melakukan kesalahan. Makanya tidak heran jika banyak pejabat pemerintahan, seperti walikota, gubernur, menteri dan perdana menteri sekalipun yang membungkuk meminta maaf kepada publik dan akhirnya memilih mengundurkan diri daripada malu dibicarakan orang -- sesuatu yang amat sangat jarang kita lihat di Indonesia.
Membungkuk = Ojigi / お辞儀
RIKA~~
Membungkuk (お辞儀, ojigi) adalah sebuah keharusan. Tradisi yang sudah harus diajarkan kepada anak-anak sejak balita. Ada beberapa jenis cara membungkuk, mari kita pelajari satu per satu...
1. Mengangguk Pelan, 5 Derajat:
Ini hanya anggukan kecil kepala kamu. Cara anggukan ini lebih ditujukan jika kamu bertemu dengan teman lama, tetangga, atau keluarga dekat. Oh ya, kalau kamu orang yang berpangkat tinggi (seperti Perdana Menteri atau Boss Yakuza), kamu juga bisa mengangguk pelan seperti ini kepada orang-orang yang membungkuk ke kamu. Ini artinya orang lain-lah yang harus lebih menghormati kamu, kamu cukup mengangguk pelan saja untuk menerima penghormatannya.
2. Membungkuk Salam (Eshaku / 会釈), 15 Derajat:
Cara membungkuk ini sedikit lebih formal. Digunakan untuk memberi salam kepada orang-orang yang sudah kamu kenal di kantor atau kepada orang-orang yang kamu tahu tapi tidak terlalu kenal.
3. Membungkuk Hormat (Keirei / 敬礼), 30 derajat:
Ini adalah cara membungkuk yang sangat formal. Digunakan untuk menunjukan rasa hormat kamu kepada boss di kantor, kepada orang-orang yang jabatannya lebih tinggi atau kepada mereka yang jauh lebih tua.
4. Membungkuk Hormat Tertinggi (Sai-keirei / 最敬礼), 45 derajat:
Ini adalah cara membungkuk yang mempunyai arti sangat dalam. Ini adalah cara kamu menunjukkan rasa bersalah kamu yang sangat dalam. Ini adalah cara kamu meminta maaf kalau kamu melakukan kesalahan besar. Atau bisa juga digunakan untuk memberikan hormat kepada orang-orang yang sangat tinggi jabatan dan status sosialnya, seperti Kaisar Jepang misalnya.
5. Membungkuk Berlutut:
Kamu tidak akan terlalu sering melihat orang membungkuk seperti ini di muka umum, karena cara membungkuk seperti ini adalah cara membungkuk yang amat sangat dalam artinya. Orang akan berlutut seperti ini jika dia telah melakukan kesalahan fatal, seperti kesalahan yang mengakibatkan kematian orang lain. Ini juga cara orang-orang menghormati Kaisar di jaman dulu.
Intinya, semakin kamu menghormati orang tersebut, semakin dalam bungkukan kamu. Semakin besar perasaan bersalah kamu kepada seseorang, semakin dalam pula bungkukan kamu. Orang Jepang memang dikenal paling sering meminta maaf.
Mungkin karena meminta maaf berarti mengakui kegagalan sendiri atau mengaku bersalah, kita tampak enggan untuk meminta maaf sebelum terbukti siapa yang melakukan kesalahan. Tapi di Jepang, kata "egoisme" tidak ada tempat untuk berkembang. Di Jepang, meminta maaf dianggap sebagai kewajiban, meskipun belum tentu kamu yang salah. Permintaan maaf menunjukkan bahwa seseorang rela bertanggung jawab dan menghindari menyalahkan orang lain.
Semakin tinggi jabatan seseorang, maka dia harus semakin berani meminta maaf jika dia atau anak buahnya melakukan kesalahan. Makanya tidak heran jika banyak pejabat pemerintahan, seperti walikota, gubernur, menteri dan perdana menteri sekalipun yang membungkuk meminta maaf kepada publik dan akhirnya memilih mengundurkan diri daripada malu dibicarakan orang -- sesuatu yang amat sangat jarang kita lihat di Indonesia.
Membungkuk = Ojigi / お辞儀
RIKA~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar