Rabu, 28 September 2011

ACARA TAHUNAN DI JEPANG

Oshougatsu (Tahun Baru)
1-3 Januari
Perayaan dimulainya tahun yang baru. orang-orang pergi ke kuil Shinto dan Budha demi keselamatan dan kebahagiaan mereka itahun berikutnya. Kartu pos tahun baru (Nengajou) diterima pada tanggal 1 Januari.
Nana kusa gayu (Bubur 7 rumput)
7 Januari
Pada 7 Januari ada kebiasaan makan bubur yang dibuat dari “Haru no Nana Kusa” (7 rumput musim semi) misalnya Seri (seledri), Suzushiro (lobak), dll.
Karena menurut cerita kalau makan bubur pada hari ini bisa dijauhkan dari bermacam-macam penyakit.
“Kagami-biraki”
7 Januari
“Kagami Biraki” adalah acara makan mochi yang diturunkan dari hiasan toko no ma (ruangan yang terdapat di dinding sebagai tempat meletakkan Ikebana dll) pada tanggal 11 Januari.
Karena “Kagami-mochi” merupakan benda pembawa keberuntungan, maka tidak boleh dibelah dengan pisau, melainkan dibelah dengan tangan atau palu kayu.
Setsubun
kira-kira 3 Februari
“Setsubun” sebenarnya berarti pembatas musim, tapi saat ini khususnya kira-kira tanggal 3 Februari sebelum mulainya musim semi saja yang disebut “setsubun”.
Saat sore pada hari ini, orang-orang meneriakkan “Oni wa soto! Fuku wa uchi! (Nasib buruk di luar! Nasib baik di dalam!)” sambil menebar kedelai yang disangrai.
Ada juga kebiasaan makan kedelai sejumlah umur orang yang memakannya, untuk mendoakan kesehatan di tahun ini.
Hinamatsuri  (Festival Anak Perempuan)
3 Maret
“Hinamatsuri” adalah acara permohonan untuk pertumbuhan dan keselamatan anak perempuan. Keluarga yang mempunyai anak perempuan merayakannya dengan memajang boneka-boneka (Hinaningyou) di rumahnya.
Haru no Higan (“Higan” di Musim Semi)
Sebelum dan sesudah 20 Maret
“Higan” tiap tahun berbeda tapi umumnya terdiri dari 7 hari, 3 hari sebelum dan 3 hari sesudah “Shunbun no hi” dan saat “Shunbun no hi” otu sendiri yaitu tanggal 20 atau 21 Maret.
“Higan” adalah kata yang diambil dari agama Budha yang berarti sisi sungai yang diseberangi oleh orang yang meninggal.
“Higan” dikatakan adalah hari terhubungnya dunia tempat tinggal leluhur dan dunia tempat tinggal orang yang masih hidup.
“Higan” di musim semi dikatakan adalah hari untuk menyayangi makhluk hidup dan menghormati alam.
“Hanami”
Maret.April
“Hanami” adalah kebiasaan menyenangkan menanti datangnya musim semi. Yaitu dengan keluar ke taman atau tempat terbuka lain bersama keluarga, teman kerja, teman lalu minum alkohol dibawah pohon sakura.
Sambil bernyanyi dan melakukan kegiatan lain sembari menikmati bunga sakura yang telah mekar penuh.
Kodomo no Hi  (Hari Anak-anak)
5 Mei
Hari raya untuk merayakan pertumbuhan dan kesehatan anak. Dahulu sebenarnya merupakan perayaan untuk merayakan pertumbuhan untuk anak laki-laki saja.
Pada hari ini, rumah yang terdapat anak laki-lakinya memajang boneka seperti “Samurai”, boneka tokoh pembela kebenaran dan menaikkan “Koinobori” (ikan-ikanan dari kain yang dikibarkan di atas rumah).
Tanabata  (Festival Bintang)
7 Juli
Merupakan legenda yang berasal dari Cina yang menceritakan pertemuan Altair dan Vega yang tinggal di timur barat sungai yang ada di langit.
Doyou no Ushi no Hi
Kira-kira 20 Juli
Dikatakan “Doyou no ushi no hi) adalah hari terpanas dalam satu tahun. Untuk mengatasi panasnya hari itu ada kebiasaan makan “Usagi no Kabayaki” (belut bakar dengan saus asam manis).
Obon (Festival “Bon”)
Merupakan perayaan agama Budha, yaitu menyediakan sesaji untuk menyambut kedatangan para arwah leluhur.
Otsukimi (Memandang Bulan)
kira-kira 15 September
Melihat dan menikmati keindahan bulan purnama.
Aki no Higan (“Higan” di musim gugur)
Sebelum dan sesudah 23 September
“Higan” tiap tahun berbeda, tapi umumnya terdiri dari 7 hari, 3 hari sebelum dan sesudah “Shuubun no hi” serta saat “Shuubun no hi” itu sendiri yaitu kira-kira 23 September.
“Higan” di musim gugur dikatakan sebagai hari untuk menghormati leluhur, mengenang orang yang sudah mati.
Shichi Go San”
15 November
Adalah acara yang diselenggarakan untuk mendoakan pertumbuhan anak.
Di Jepang, angka ganjil adalah angka keberuntungan. Oleh karena itu, yang merayakan hari ini adalah keluarga yang mempunyai anak laki-laki berusia 3 tahun atau anak perempuan berusia 5-7 tahun.
Anak-anak memakai pakaian yang cerah, pergi ke “jinja’ (kuil agama Shinto) bersama orang tua mereka lalu berdoa.
Oomisoka (Hari terakhir Tahun)
31 Desember
Merupakan hari terakhir dalam satu tahun. Orang-orang membersihkan rumah dan makan “Osenchi Ryoori” (masakan khas tahun baru).
Ketika mendekati pukul 12 malam, lonceng besar di kuil dipukul sebanyak 108 kali, untuk membuang pikiran duniawi selama 1 tahun yang telah dilewati.

sumber : click here!

by : Yuuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar