Jepang
Bushido
Makoto
Makoto berarti bersungguh-sungguh dengan selalu berkata dan bertindak jujur dengan tidak berlaku curang baik kepada kawan maupun lawan.
Genchi Genbutsu
Hansei
Pilar utama nilai-nilai budaya Jepang dikenal dengan wa (harmoni), kao (reputasi), dan omoiyari (loyalitas). Konsep wa mengandung makna mengedepankan semangat teamwork, menjaga hubungan baik, dan menghindari ego individu. Kao berarti wajah. Wajah merupakan cermin harga diri, reputasi, dan status sosial. Masyarakat Jepang pada umumnya menghindari konfrontasi dan kritik terbuka secara langsung. Membuat orang lain “kehilangan muka” merupakan tindakan tabu dan dapat menyebabkan keretakan dalam hubungan bisnis. Sedangkan omoiyari berarti sikap empati dan loyalitas. Spirit omoiyari menekankan pentingnya membangun hubungan yang kuat berdasarkan kepercayaan dan kepentingan bersama dalam jangka panjang.
Kaizen
Kaizen
- Kaizen merupakan istilah bahasa jepang terhadap continuous improvement.
- Kai berarti perubahan, zen berarti baik.
- Jadi kaizen berarti melakukan perubahan agar lebih baik secara terus menerus.
Bushido
- Bushido adalah kode atau prinsip yg dianut oleh para samurai Jepang.
- Prinsip bushido Menekankan pada kehormatan, keberanian, dan kesetian kepada atasan melebihi apapun.
- Pejuang samurai yang ideal adalah mereka yang tidak mempunyai rasa takut terhadap kematian tetapi mereka takut jika tugas yang mereka emban tidak berhasil.
Makoto
Makoto berarti bersungguh-sungguh dengan selalu berkata dan bertindak jujur dengan tidak berlaku curang baik kepada kawan maupun lawan.
Genchi Genbutsu
- Definisi harfiah Genchi Genbutsu dari bahasa Jepang adalah ‘go and see the problem’.
- Genchi genbutsu bukan sekadar teori, melainkan lebih menekankan pada praktek dimana kita harus langsung mendatangi masalah untuk mengetahui masalah tersebut.
Hansei
- Dalam bahasa Jepang , hansei berarti perenungan.
- Dalam manajemen bisnis, hansei berarti peninjauan ulang secara cermat yang dilakukan setelah tindakan diambil.
- Tidak perduli hasil akhirnya sukses atau gagal, mereka tetap harus meninjau hasilnya.
- Hansei berlawanan dengan pola pikir “KALAU TIDAK RUSAK BUAT APA DIPERBAIKI”.
- Kebanyakan kita masih menunggu rusak baru diperbaiki…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar