Tahun ajaran baru di sekolah-sekolah Jepang dimulai pada bulan April dan diakhiri pada bulan Maret tahun depannya. Sistem ini berlaku sama dari mulai TK hingga Perguruan Tinggi.
Berbeda dengan Indonesia yang mengenal sistem dua semester, sekolah-sekolah di Jepang masih menggunakan sistem CAWU atau three terms, yaitu CAWU I dari April – Julu, CAWU II September- Desember, dan CAWU III dari bulan Januari hingga Maret. Liburan terpanjang ada pada bulan Agustus-September, yaitu selama 40 hari (liburan musim panas).
Pada bulan September 1992, mulai diterapkan sistem 5 hari sekolah (Senin-Jumat), yang awalnya hanya diterapkan sekali sebulan, yaitu pada pekan pertama saja. Kemudian sejak April 1995, diterapkan dua kali sebulan, yaitu pada pekan ke-2 dan pekan terakhir. Dengan sistem ini hari efektif sekolah selama setahun sebanyak 220 hari. Angka ini tergolong tinggi dibandingkan dengan negara anggota OECD lainnya.
Usia 6 tahun adalah usia masuk SD. Karena termasuk dalam pendidikan wajib, maka pemerintah setempat akan menghukum orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya pada usia pendidikan wajib, yaitu tingkat SD dan SMP.
Jepang tidak mengenal sistem mengulang kelas. Semua anak yang sudah menyelesaikan level atau kelas tertentu, secara otomatis naik ke kelas berikutnya. Sehingga setiap kelas akan berisi anak-anak dengan umur yang sama.
Sistem akselerasi atau kelas percepatan untuk anak pandai juga tidak ada di Jepang, tetapi pada tahun 1990, MEXT pernah mengeluarkan kebijakan untuk mengijinkan anak di bawah 18 tahun melanjutkan ke PT. Kesempatan ini terutama diberikan kepada anak jenius di bidang matematika dan sains.
Namun kebijakan ini kelihatannya tidak berlanjut, karena asas homogenitas kelihatannya tetap kuat dipertahankan oleh para pendidik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar